I Ketut Eddy Dharma Putra, SE Berharap Pemerintah Menyiapkan Feeder Disamping Halte Dan Tempat Ruang Tunggu Penumpang

LINTASCAKRAWALANEWS COM – Trans Metro Dewata ini mulai dibiayai oleh APBD ini pada 20 April sampai sekarang itu terjadi trend kenaikan atau LF (lost factor) nya mulai meningkat, yang dulu pada waktu melalui APBN Kementrian Rp.2500,- sekarang sudah mulai per Agustus sudah habis Rp.4700,- dan sekarang September sudah mulai ke angka Rp.5000,-.

“Jadi trendnya sudah naik, memang kita sadari bahwa apa yang disampaikan oleh Kadis Perhubungan Kota Denpasar dibandingkan dengan Jakarta jauh sekali, Jakarta 200% itu betul, kita tidak menyalahkan karena memang di Jakarta mulai dari tahun 2005 beroperasi Trans Jakarta, sedangkan kita mulai tahun 2020 jadi sudah jauh, kita baru 5 Tahun sedangkan DKI sudah 20 Tahun merintis,” kata I Ketut Eddy Dharma Putra, SE Korwil DPP ORGANDA Bali, NTB, NTT ketika ditemui media ini di kantornya beberapa waktu lalu.

I Ketut Eddy Dharma Putra, SE menjelaskan, Trans Metro Dewata mulai September 2020 itupun sempat vakum juga dari Desember 2024, kemudian April 2025 baru mulai beroperasi lagi setelah diambil alih oleh pak Gubernur dengan dana APBD, sejak April 2025 beroperasi sempat terjadi satu trend, trend kenaikan cukup signifikan, kenaikannya itu berdasarkan lost factor artinya isian daripada bus atau penumpang bus.

“Jadi lost factor ini kita melihat, dulu pada waktu masih dibawah Kementrian Perhubungan, Trans Metro Dewata lost factornya Rp.2.500,- sekarang sampai dengan Agustus 2025 semenjak April mengalami peningkatan Rp.4.700,- sekarang September sudah mencapai angka Rp.5.000,- dari 6 koridor, jadi kelihatan trend kenaikan, yang kita maksudkan sekarang bahwa kalau dibandingkan dengan DKI sudah 20 tahun sedangkan kita baru 5 tahun,” kata I Ketut Eddy Dharma Putra, SE.

I Ketut Eddy Dharma Putra, SE menjelaskan, selain itu populasi penduduk DKI lebih banyak daripada kita, disana ada trayek feeder yang bisa mendukung sehingga terkoneksi dengan baik trayek tersebut. Ini menyebabkan masyarakat disana sudah biasa menggunakan jasa transportasi umum, baik pegawai swasta, pelajar, itu sudah biasa dengan memakai angkutan umum karena biayanya juga jauh lebih terjangkau, karena mereka lebih familiar menggunakannya.

I Ketut Eddy Dharma Putra, SE menjelaskan, sementara kita disini di Denpasar belum familiar dengan jasa angkutan umum, untuk membangkitkan minat masyarakat akan menggunakan jasa angkutan umum, maka sebaiknya pemerintah daerah bisa menyelenggarakan lagi feederfeeder angkutan penumpang, sehingga nantinya terkoneksi begitu dia turun di halte ada fiedernya yang melanjutkan, ini yang belum ada disini.

“Harapannya tentu pemerintah juga menyiapkan feederfeeder tersebut, disamping halte atau tempat ruang tunggu penumpang. Sekarang tempat ruang tunggu hanya berupa stop bus, pada waktu hujan bisa kehujanan, kalau panas ya bisa kepanasan, karena kurang representatif untuk orang tinggal di halte saat menunggu ini yang perlu di evaluasi, karena kebutuhannya sudah mendesak, masyarakat di Bali sudah mulai mengenal dengan trend kenaikan ini dan banyak lansia, divable, banyak mempergunakan bus Trans Metro Dewata,” kata I Ketut Eddy Dharma Putra, SE.

I Ketut Eddy Dharma Putra, SE menyatakan, kita juga melihat contoh jurusan ke Ubud yakni SMP Negeri 1 Ubud ada juga menyampaikan kenapa ke airport, airport yang menyampaikan jasa angkutan umum kurang, karena itu gradenya akan naik tanpa angkutan umum massal di sana. Ini permintaan airport kepada bapak Gubernur, karena dikeluhkan bahwa Trans Metro Dewata masuk ke airport, disana kalau kita melihat banyak sekali dikeluhkan oleh rekan – rekan pengusaha bahwa angkutan illegal masih banyak disana, semestinya yang dikurangi yang illegal.

“Semestinya dibuatkan tindakan biar ada efek jera bagi pelanggar, sehingga yang beroperasi disana yang berijin operasi, untuk trayek Trans Metro Dewata menuju UNUD dari pagi sampai pukul 10.00 Wita itu pasti full. Tentu saja mengapa mereka memilih Trans Metro Dewata, selain Bus Sarbagita, ini karena ongkosnya murah jadi banyak memilih Trans Metro Dewata yang sangat terjangkau oleh masyarakat, terutama mahasiswa. Kemarin ada utusan dari BEM dan Politeknik minta kalau di Jimbaran juga ada, seperti Taman Rama Jimbaran, SMP Mutiara Jimbaran, SMA Taman Rama Cokro juga pakai Trans Metro Dewata,” kata I Ketut Eddy Dharma Putra, SE.

Ketika ditanya apakah pemerintah bisa menerapkan aturan pengurangan pemakaian kendaraan pribadi I Ketut Eddy Dharma Putra, SE menyatakan, mungkin hal tersebut bisa diterapkan tetapi tentunya ada solusi, dan itu solusinya angkutan umum harus terkoneksi dengan baik, nanti kalau melarang naik apa jadinya, tetapi kalau di Jakarta terkoneksi semua angkutan, sehingga kalau ada larangan kesana sudah ada solusi, jadi perlu juga trek penumpang sudah pasti ada dan terkoneksi hanya itu solusinya.

“Sekarang semestinya sudah mulai bapak Gubernur menggagas dengan mengajak Sarbagita (Denpasar – Badung – Gianyar – Tabanan), Pemda Kabupaten/Kota ini artinya sudah mulai bisa memperhatikan, kalau angkutan umum diberdayagunakan pasti bisa berjalan dan tumbuh baik,” pungkas I Ketut Eddy Dharma Putra, SE. @ (RED/NU)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *