LINTASCAKRAWALANEWS.COM – Melukat merupakan ritual penyucian diri secara batin dan lahir yang dilakukan umat Hindu Bali, sarana melukat dengan menggunakan air suci, dari sumber mata air, melukat di laut ada juga menggunakan buah kelapa muda atau dalam bahasa Bali biasa disebut bungkak nyuh gading.
Jero Balian Mangku Sumawijaya didampingi istrinya Jero Nina Afianti kepada media ini di kediamannya Banjar Sigaran, Desa Mekarbhuana, Abiansemal Badung Bali mengatakan, melukat juga untuk membersihkan energi negatif, karma buruk dan segala bentuk kekotoran atau yang baru sembuh dari sakit, tentunya demi mencapai keharmonisan, keseimbangan dan penyatuan kembali dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.
Jero Balian Mangku Sumawijaya menjelaskan, ritual melukat juga dikenal dengan istilah malukat atau tirthayatra, dengan menggunakan sarana air suci atau sarana bungkak nyuh gading, sebagai media pembersihan yang berasal dari mata air alami, sungai atau sumber tempat suci lain bisa juga menggunakan bungkak nyuh gading.
Jero Balian Mangku Sumawijaya menjelaskan, makna dan tujuan melukat adalah untuk pembersihan diri, melukat bertujuan untuk membersihkan energi negatif, pikiran buruk, serta karma dari kehidupan yang lampau. Melalui melukat umat Hindu memohon penyucian diri baik secara lahir maupun batin, untuk dapat kembali kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.
Jero Balian Mangku Sumawijaya mengatakan, melukat tentunya untuk membantu memulihkan keseimbangan dan keharmonisan alam semesta di dalam diri manusia. Melukat juga dipercaya mampu melepaskan akibat – akibat malapetaka atau kesialan.
“Air dalam filosofi Hindu Bali memiliki kekuatan penyembuhan dan penyucian, sehingga menjadi elemen penting dalam melukat, seperti orang yang baru sembuh dari sakit dan juga untuk membuang sial,” kata Jero Balian Mangku Sumawijaya. @ (RED/NU)