LINTASCAKRAWALANEWS.COM – Ilmu Penengen dan Pengiwa merupakan dua sisi dari satu kesatuan dalam ajaran spiritual Bali, masing – masing memiliki tujuan dan praktik yang berbeda. Penengen berarti kanan fokus pada upaya penyembuhan, perlindungan dan bantuan bagi orang lain.
Sementara Pengiwa berarti kiri, sering dikaitkan dengan upaya perlindungan diri dan negara, yang juga dikaitkan dengan praktik ilmu hitam atau kekuatan gaib yang dapat digunakan untuk tujuan negatif.
Jero Balian Mangku Sumawijaya ketika ditemui LintasCakrawalaNews di kediamannya Banjar Sigaran, Desa Mekarbhuana, Abiansemal, Badung Bali mengatakan, kedua ilmu tersebut tidak selalu dipandang secara hitam putih baik atau buruk, keduanya merupakan bagian warisan dari spiritual Bali yang kompleks, tergantung pada individu dan aliran kepercayaan yang dianut.
“Karena selama ini pengiwa atau ilmu leak di Bali didefinisikan sebagai sosok mengerikan, ataupun ilmu mistik yang bersifat merusak dan menyakiti. Padahal penilaian tersebut tidak sepenuhnya benar, karena masih banyak hal positif dari ilmu pengleakan ini,” kata Jero Balian Mangku Sumawijaya.
Lebih lanjut Jero Balian Mangku Sumawijaya menjelaskan, ilmu apapun di dunia bersifat netral, tergantung manusia yang menggunakannya.
Jero Balian Mangku Sumawijaya menjelaskan, rwa bhineda atau dua hal yang berbeda dan bertentangan tetapi tidak bisa dipisahkan, akan selalu ada di dunia. Karena itu, pemanfaatan ilmu pengetahuan yang sudah dikuasai tergantung pada manusia itu sendiri.
“Ilmu leak merupakan ajaran tantra yoga yang sudah berkembang sejak zaman kerajaan Kediri, dinarasikan dalam bentuk cerita calonarang dan sampai sekarang ilmu leak masih berkembang di Bali,” kata Jero Balian Mangku Sumawijaya.
Jero Balian Mangku Sumawijaya menjelaskan, leak berdasarkan lontar bermakna Lenga Aksara, ilmu leak jika dilihat sifatnya dikelompokkan menjadi tiga yakni satwika yang artinya baik, rajasika yang artinya ego dan keakuandan tamasika yang artinya emosi buruk.
Jero Balian Mangku Sumawijaya menyatakan, beberapa lontar yang terkait dengan pengleakan baik dari segi filsafat, teknis serta ilmu pengleakan. Tiga tipe ilmu leak yakni penengen, pengiwa dan kamoksan. Penengen adalah ilmu yang diarahkan untuk kebaikan oleh Jero balian untuk mengobati orang sakit, membuat hubungan yang renggang kembali jadi harmonis dan kebaikan.
Jero Balian Mangku Sumawijaya mengatakan, pengiwa adalah ilmu yang bersifat merusak dan menyakiti, ilmu leak pengiwa yang populer di Bali sehingga masyarakat berpandangan negatif terhadap ilmu leak, karena orang yang mempelajari ilmu leak masih memiliki ego tinggi sehingga ilmunya digunakan untuk melampiaskan emosi, dendam, kebencian dan iri hati.
Jero Balian Mangku Sumawijaya menyatakan, terakhir dalam ilmu leak yakni kamoksan atau ilmu kelepasan. Moksa dalam ajaran agama Hindu adalah tujuan hidup terakhir, yaitu kebebasan dari ikatan duniawi dan putaran reinkarnasi kehidupan sehingga ilmu leak terdiri dari ilmu kawiwesan yaitu penengen dan pengiwa dan ilmu kelepasan.
Jero Balian Mangku Sumawijaya mengatakan, dirinya biasa membantu orang yang terkena serangan ilmu leak, tentunya seijin Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa bisa ditolong sampai sembuh, dirinya hanya perantara yang menentukan adalah sang pencipta.
“Bila ada masyarakat yang terkena serangan ilmu leak silahkan datang, dirinya siap membantu tentunya seijin Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa bisa ditolong,” pungkas Jero Balian Mangku Sumawijaya. @ (RED/NU)